Dimanakah Letak Keadilan Tuhan?



Dulunya aku pikir Tuhan tidak adil. Dia membiarkan orang-orang lapar saat orang lain tidak, membiarkan mereka beratap awan saat yang lain tidak, mengenalkan kegelapan saat yang lain hidup dalam gemerlap kebahagiaan.

Saat aku mengedipkan mata, pikiranku seperti melihat secercah cahaya yang sangat terang, lalu dengan sekejap semuanya berubah  menjadi gelap kembali. Lambat laun aku mengerti bahwa semua perbedaan yang aku lihat belumlah kesemuanya.

Maka, di suatu hari aku diingatkanlah bahwa kata "maha adil" bukanlah perkataan yang eksplisit. Keadilan tak akan pernah menjadi hitungan yang sederhana bagi manusia. Keadilan bukanlah saat aku bisa menikmati sesuatu yang bisa dinikmati orang lain di kala aku hidup di dunia, jika aku berdayakan pikirku seperti itu, niscaya aku hanya bisa menistakan karunia Tuhan yang dilimpahkan kepadaku.

Aku bertanya pada diriku sendiri, "Dimana letak keadilan Tuhan saat ia membiarkan bayi tak sempat menikmati keindahan dunia? Dimana letak keadilan Tuhan saat Ia menganugerahkan cela semenjak seorang bayi lahir di dunia?"
Kini ku tahu, adil bukanlah ketika orang lain bahagia dan kita pula merasa. Adil bukan tentang kebahagiaan dan kesedihan semua orang di muka bumi ini. Adil bukan hanya diukur dari semua yang kita peroleh di dunia.

Adil adalah semua yang kita peroleh sejak kita ada, hingga tiada, dari bumi hingga akhirat --karena Tuhan adalah awal dan akhir--. Itulah keadilan yang sesungguhnya. Maka dari itu, jangan pernah sesekali menyalahkan Tuhan. Karena kita tak pernah tahu apa yang akan Ia berikan esok, lusa, tahun depan, dasawarsa berikutnya dan ketika kita di akhirat nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Cermin dan Kamera

Cukuplah Berusaha dengan Hati dan Cinta

Tidak Ada Pilihan Yang Salah, Tapi Semua Pilihan Memiliki Konsekuensi (Termasuk Dosa)