Lupa Adalah Penghancur Impian

Aku tak menyangka, menunda pekerjaan akan membawaku ke depresi tingkat parah. Awalnya aku ingin membahagiakannya. Tapi,mungkin terkadang kita memang harus tahu, sudah seberapa kuat kah kita dapat membahagiakan diri sendiri, sebelum mencoba membahagiakan orang lain.


Atau, jika memaksa, pada akhirnya malah tidak sadar telah menghancurkan diri sendiri dan sekaligus orang yang ingin dibahagiakan. Saat masa depan telah pasang dan segala tujuan telah digenggam, kita baru teringat akan sebuah alasan. Alasan yang membawa kita sejauh ini.Tapi, alasan itu kini memburam, seperti foto yang telah lama disimpan tanpa laminasi.

Saat itu terjadi, senyuman akan terasa haru. Kita merasa sangat bahagia, namun meneteskan air mata. Alam bawah sadar menggonggong-gonggong mencari perhatian, tapi jiwa telah membatu.

"Jiwa, kenapa kau lupa tujuanmu?", tanya sialam bawah sadar sambil menangis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Cermin dan Kamera

Cukuplah Berusaha dengan Hati dan Cinta

Tidak Ada Pilihan Yang Salah, Tapi Semua Pilihan Memiliki Konsekuensi (Termasuk Dosa)