Setelah Setahun
Hai cucu-cucuku, penggemarku, anak-anakku, atau siapapun kamu; yang kalau-kalau suatu saat kamu menemukan tulisanku di sini. Sekarang ini aku sudah mau 23 tahun. Dan aku ini kalau boleh jujur belum nemu apa yang aku cari. Dan mungkin, apa yang aku cari waktu dulu sudah mulai luntur.
Dulu aku, setahun yang lalu pernah hampir mati, gila, stress, atau apalah itu namanya; cuma gara-gara PKM --- Praktek Kerja Magang. Aku sudah tahu dari dulu kalau Tuhan gak bakalan ngasih cobaan yang berat. Cobaannya pasti pas dengan potensi masing-masing. Tapi, aku mungkin dulu menyepelekan kata orang tua yang juga penting : Jangan menunda.
Jangan menunda. Cuma dua kata. Tanpa prolog, tanpa epilog. Tanpa keterangan sebab maupun akibat. Aku cuma bisa ngelus dada saat aku sadar.
Tiap masalah membuat kita dewasa. Dan setiap masalah membuka pengetahuan baru soal kehidupan. Aku jadi tahu kalau menunda bisa membuat ilusi untuk masalah yang aku hadapi. Semakin lama menunda, semakin malas, semakin terasa berat itu masalah.
Aku ini, sekarang udah gila-gilanya sama kopi dan rokok. Gara-gara itu PKM. Aku gak bisa nyalahin PKM. Dan di sisi lain aku juga sering dibilangin buat nggak nyalahin diri sendiri. Jadi, aku menyimpulkan kalau aku bebas mau pilih apa aja. Aku bakal tanggung konsekuensinya. Yah, jujur aja, aku belum tahu betul konsekuensinya. Aku belum pernah terima, seperti waktu aku mengalami masalah. Semua hal cuma aku yang bisa rasain. Sekecil apapun masalahnya, akulah yang ngerasain. Mungkin bagi kalian kecil, tapi dihatiku ya tetap sakit, bro.
Janganlah tiru yang jelek-jelek dari abang ini ya, dek, kak. Abang ini cuma manusia gak jelas yang mencari sesuatu yang ingin abang cari. Yang ingin abang cari selama ini adalah hakikat untuk semua hal yang abang hadapi. Entah sampai kapan itu berakhir, tapi abang berusaha se-hepi mungkin.
Heh, Irvan. Ini catatan buat aku dan kamu sendiri. Kamu harus ingat, pas kamu nulis ini kamu lagi sedikit hepi karena baru makan ayam goreng bertabur keju sama temen kamu. Kamu juga udah punya banyak teman daripada sbeelum-sebelumnya. Jadi, kalau kamu nanti dirundung kesedihan, ingatlah tulisan konyol ini.
Lihat foto nilai itu baik-baik, Van. Kamu udah berhasil melawan egois dan pergulatan batin. Apa kamu lagi sedih saat ini? Jangan coba mati kayak dulu. Kamu masih punya 0 - 1 harapan. Entah berapa byte bilangan integer yang dipakai oleh Tuhan untuk merepresentasikan bilangan terbesarnya. 0 - 1 itu pasti banyak banget. Jangan menyerah. Jangan menyerah. Jangan menyerah. Terus cari apa yang kita cari, bro!
Komentar
Posting Komentar
Blog ini DOFOLLOW
- Silahkan komentar dengan sopan
- No promosi
Komentar yang tidak pantas akan dihapus