Bunuh Diri? Konyol! Ngopi Dulu Sana!


Aku menghina diriku sendiri.

Dulu di blog ini aku menulis segala bentuk keluh kesah mengenai Praktek Kerja Magang (PKM) yang tak kunjung selesai. Bagi orang lain, mungkin ini hanya masalah sepele. Dan mereka memandangku sebagai orang malas dan penakut.

But hey, aku mengelak. Aku yang menjalaninya. Kalian tidak tahu perasaanku.

Aku ingat kala depresi berat waktu itu. Sampai akhirnya aku ceklek -- istilah jawanya: patah.
Di jawa, terbelahnya benda menjadi dua bagian bisa diwakili oleh banyak kata:
tugel : patahnya benda keras. misal : batu-bata
ceklek : patahnya benda alot yang bertangkai kecil dan sedikit rapuh. misal : bambu
sigar : terbelahnya benda menjadi dua bagian, biasanya benda tersebut berserat. misal bambu yang dipotong dari arah vertikal.

Jadi, istilah ceklek bisa dibilang istilah hina. Aku diibaratkan seperti tangkai kecil yang rapuh.

Dungunya aku.

Sampai akhirnya aku sekarang berdiri kembali. Tiap aku ingat keinginan bunuh diri saat depresi dulu, aku benar-benar merasa konyol. Iya, amat sangat konyol.

Sebenarnya dari dulu aku punya keyakinan bahwa semua masalah itu terasa berat saat dijalani. Tapi terkesan sepele saat sudah beres. Dan jika depresi ingin bunuh diri itu mulai terasa, aku yakin, saat masalah selesai, aku akan merasa konyol. Tapi, depresi tak ubahnya seperti benteng besar nan tebal. Kata-kata bijak itu tak dapat menembusnya.

Jika kalian sekarang tengah depresi, ingin bunuh diri. Urungkanlah niat itu. Jika merasa menjauhi orang lain itu membuat lebih baik, lakukanlah, selama itu bisa menunda keinginan konyolmu.

Saat hatimu mulai tenang, lakukanlah :
- mengobrol
- bersedekah
- ajak teman ngopi

Terdengar gak nyambung. Tapi, semua masalah seperti angin saat kita merasa punya teman. Aku benar-benar merasakannya. Sampai sekarang, aku yang dulunya tiap malam tidur ngorok, tak jarang sekarang terganti menjadi aktivitas ngopi dan main kartu remi hingga larut subuh.

Aku tak peduli kalau kata orang, ngopi hanya buang-buang duit. Tapi kopi yang kami rasakan berbeda. NgoPi = Ngolah Pikir. Dengan ngopi, kita menjadi pribadi yang rileks -- karena gak ngantuk saat ngobrol--. Saya pun benar-benar dibuat lepas oleh kopi. Jika biasanya saya hanya banyak diam, kopi seperti membalikkan kepribadian saya 179 derajat. Saya lepas, happy dan merasa banyak teman.

Keesokan harinya, meski dikampus dalam keadaan mengantuk, saya menganggap ketakutan-ketakutan yang saya pendam di benak hanyalah ilusi. Semua masalah semakin ringan. Ya, saya merasa dikelilingi tentara yang siap membantu saya menembus tembok besar itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Cermin dan Kamera

Cukuplah Berusaha dengan Hati dan Cinta

Tidak Ada Pilihan Yang Salah, Tapi Semua Pilihan Memiliki Konsekuensi (Termasuk Dosa)