Tidak Ada Pilihan Yang Salah, Tapi Semua Pilihan Memiliki Konsekuensi (Termasuk Dosa)


Tidak berdarah tapi menyakitkan.
Tidak tajam tapi menyayat.
Tidak tampak tapi meluluhkan banyak hal.


Jika tidak punya hati, mungkin manusia hanya berlagak seperti patung yang hanya diam sepanjang hidupnya, karena pikirannya hanya bisa mengolah sesuatu sesuai dengan nalar dan logika. Semuanya menjadi teratur dan terstruktur, namun stagnan dan cenderung tiada perkembangan. Akan tetapi karena hati pula lah, juga bisa hancur hidup manusia.

Manusia berusaha untuk bahagia, tapi sesekali usahanya menjerumuskan lupa. Lupa bahwa yang dikerjakannya adalah untuk meraih bahagia. Jangan kawatir, jadilah lebih bebas. Karena tidak ada pilihan yang kita ambil adalah pilihan yang salah. Berjalan terasa melelahkan dan lama, berkuda akan menyakiti kuda dan berkendaraan mesin tentu merusak udara. Pada akhirnya ketiganya mempengaruhi kehancuran manusia itu sendiri.

Terlalu lelah akibatnya sakit, kuda tersakiti membuat beban pikiran dan konflik, sementara kerusakan alam mengundang bencana bagi manusia.

Mungkin tidak ada satu hal pun di dunia ini yang salah, tapi tiap-tiap hal dalam sebuah pilihan PASTI mutlak berkonsekuensi. Konsekuensi bisa berada di awal atau bisa juga di akhir. Jika diamati, sebagian besar hal yang memiliki konsekuensi di akhir adalah perbuatan DOSA (mencuri, berjudi, berkata seenaknya).

Baik mencuri ataupun berusaha sendiri; keduanya secara logika tidak ada yang salah, keduanya hanya berbeda dalam hal aspeknya. Mencuri akan menyakiti orang lain, dan berusaha akan melelahkan-menyakiti diri sendiri. Tapi ingat, setiap pilihan memiliki konsekuensi.

Dosa atau tidaknya suatu hal memang sering dianggap hal yang salah, tapi menyakiti diri sendiri juga tidak dibenarkan jika dilakukan di jalan yang tidak benar. Lebih tepatnya dosa adalah konsekuensi yang berkaitan dengan PENGUJIAN IMAN. Bukan karena SALAH ataupun BENAR. Mencuri akan merugikan orang lain (SALAH), tapi mencuri juga bisa mengurangi resiko menyakiti diri sendiri (BENAR). Oke, jika anda berkata karena mencuri adalah tindakan egois, bagaiman jika anda mencuri dari koruptor untuk disumbangkan ke orang miskin? walau bagaimanapun mencuri tetap dosa kan? Itulah yang namanya PENGUJIAN IMAN. Sekali lagi, DOSA bukan tentang SALAH atau BENAR, tapi setiap pilihan yang kita ambil memiliki KONSEKUENSI.



Katanya orang beriman hidupnya di dunia bagai neraka, sedangkan nanti ia masuk surga. Begitu sebaliknya, berlaku untuk orang tak beriman. Baik beriman atau tidak, tidak ada pilihan yang salah, karena semua pilihan untuk tujuan yg sama (yaitu : akhir kehidupan yang tidak pasti) pasti berkonsekuensi.

Ini juga adalah alasan mengapa Tuhan membiarkan kehancuran ditimbulkan manusia, karena memang semua belum berakhir terbayarkan. memanglah konsekensi tiap pilihan yg diambil terlihat tidak adil; tapi akhirat adalah penyeimbangnya.

Anda boleh berhutang ataupun membayar tunai. Jika berhutang, konsekuensinya anda harus membayarnya di masa depan. Jika anda memilih membayar cash,  konsekuensinya keinginan/kebutuhan sekarang harus dikorbankan. Masalah belum selesai, jika hutang belum dibayar hingga anda mati, di akhirat harus anda bayar.

Konsep ini saya matangkan sesuai dengan konsep keseimbangan yang sudah lama saya pikirkan. Anda bisa membaca pengembangan pikiran dari pola keseimbangan tersebut dalam beberapa postingan saya di blog ini, dengan judul :
  • Harga Penderitaan Yang Harus Dibayar Untuk Membeli Kebahagiaan
  • Kenapa Hidup Begitu Keras? Ini Filosofinya

Hidup memang keras dan penuh dilemma, tapi jangan pernah berhenti berjuang dan bersabar. This is thug life.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Cermin dan Kamera

Cukuplah Berusaha dengan Hati dan Cinta