Rambusa (Passiflora foetida)
Pertama kali lihat buah ini di sekitar Tuban. Tumbuh liar merambat dan buahnya warna kuning jika masak. Saya tidak menduga kalau buah ini bisa dimakan. Rasanya manis, seperti markisa. Namun perlu diwaspadai karena buah yang masih muda beracun. Sepertinya buah ini juga sejenis markisa, dan memang itu benar. Karena buah ini ternyata memiliki genus yang sama : Passiflora.
Awalnya saya ragu kalau buah rambusa sekeluarga dekat markisa, soalnya saya belum pernah lihat bunganya. Selain itu, daunnya juga agak berbeda. Jika markisa daunnya halus dan mengkilap, rambusa berdaun kecil dan sedikit berbulu di permukaan daunnya. Saya pun langsung sadar setelah melihat daun rambusa yang hampir mirip dengan markisa.
Kingdom : Plantae
Clade : Angiosperms
Clade : Eudicots
Clade : Rosids
Order : Malpighiales
Family : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Species : P. foetida
Rambusa atau ermot (Passiflora foetida) adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti ceplukan blungsun, ceplukan rambat, permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur, dan timun dendang atau timun padang.
Herba pemanjat yang berbau kurang enak, 1,5–5 m panjangnya. Batang berambut panjang jarang.
Daun tunggal, bertangkai 1–3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur, berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing, pangkal daun bentuk jantung, 3,5-13 × 4,5–14 cm.
Bunga dengan kelopak tambahan berupa daun pembalut 3 helai, berbagi menyirip rangkap dengan taju serupa benang teranyam, 1–3 cm. Tabung kelopak bentuk lonceng lebar. Daun mahkota dengan mahkota tambahan, memanjang 1,5-2,5 cm, putih cerah sering dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai sari pada pangkalnya berlekatan, juga dengan putiknya. Tangkai putik 3 berbentuk gada.
Buah buni berbiji banyak terbungkus oleh daun pembalut, bulat lonjong, 1,5–2 cm, kuning jingga apabila sudah masak.
Tumbuhan ini diduga berasal dari Amerika Selatan, rambusa kini hidup meliar di banyak tempat, salah satunya Indonesia. Tumbuhan ini biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, di pasir pantai, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka dan terpapar panas matahari.
Rambusa dulunya banyak ditanam untuk diambil buahnya. Buahnya yang manis dan banyak sari buahnya jika masak disukai oleh anak. Rambusa juga ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup tanah. Pucuknya yang muda juga bisa dimanfaatkan sebagai sayuran.
Sumber
Awalnya saya ragu kalau buah rambusa sekeluarga dekat markisa, soalnya saya belum pernah lihat bunganya. Selain itu, daunnya juga agak berbeda. Jika markisa daunnya halus dan mengkilap, rambusa berdaun kecil dan sedikit berbulu di permukaan daunnya. Saya pun langsung sadar setelah melihat daun rambusa yang hampir mirip dengan markisa.
Kingdom : Plantae
Clade : Angiosperms
Clade : Eudicots
Clade : Rosids
Order : Malpighiales
Family : Passifloraceae
Genus : Passiflora
Species : P. foetida
Rambusa atau ermot (Passiflora foetida) adalah nama sejenis buah kecil, yang ketika masak tertutup oleh perbesaran kelopak bunga. Buah ini juga dikenal dengan berbagai nama daerah seperti ceplukan blungsun, ceplukan rambat, permot, rajutan, kaceprek atau ki leuleu’eur, dan timun dendang atau timun padang.
Herba pemanjat yang berbau kurang enak, 1,5–5 m panjangnya. Batang berambut panjang jarang.
Daun tunggal, bertangkai 1–3 cm, berambut panjang. Helaian daun bundar telur, berbagi tiga, bertepi rata atau bergigi tidak dalam, dengan ujung-ujung meruncing, pangkal daun bentuk jantung, 3,5-13 × 4,5–14 cm.
Bunga dengan kelopak tambahan berupa daun pembalut 3 helai, berbagi menyirip rangkap dengan taju serupa benang teranyam, 1–3 cm. Tabung kelopak bentuk lonceng lebar. Daun mahkota dengan mahkota tambahan, memanjang 1,5-2,5 cm, putih cerah sering dengan warna ungu di tengahnya. Tangkai sari pada pangkalnya berlekatan, juga dengan putiknya. Tangkai putik 3 berbentuk gada.
Buah buni berbiji banyak terbungkus oleh daun pembalut, bulat lonjong, 1,5–2 cm, kuning jingga apabila sudah masak.
Tumbuhan ini diduga berasal dari Amerika Selatan, rambusa kini hidup meliar di banyak tempat, salah satunya Indonesia. Tumbuhan ini biasa didapati bercampur dengan herba dan semak lainnya di kebun, tegalan, sawah yang mengering, di pasir pantai, tepi jalan, tepi hutan dan bagian-bagian hutan yang terbuka dan terpapar panas matahari.
Rambusa dulunya banyak ditanam untuk diambil buahnya. Buahnya yang manis dan banyak sari buahnya jika masak disukai oleh anak. Rambusa juga ditanam sebagai tanaman pagar dan tanaman penutup tanah. Pucuknya yang muda juga bisa dimanfaatkan sebagai sayuran.
Sumber
Komentar
Posting Komentar
Blog ini DOFOLLOW
- Silahkan komentar dengan sopan
- No promosi
Komentar yang tidak pantas akan dihapus