Cara Keluar Dari Depresi (Berdasarkan Pengalaman Pribadi)


Depresi adalah masa sulit dimana akal terasa beku. Tahu salah, tak sanggup bertindak. Hidup terasa kian tak berarti, malas mandi, malas makan, malas bicara. Kamu ingin keluar dari ini semua, lalu pikiran memberikan beberapa opsi untuk membawa kita keluar dari semua ini. Tapi akal yang sudah mulai tenggelam membawa sinyal keraguan yang bergejolak. Akhirnya hanya bisa diam, sampai seseorang datang membantu; atau samai kita fix, memutuskan untuk bunuh diri.

Bagi kamu yang merasa depresi, ingatlah saat-saat sebelumnya kamu merasakan kesedihan dalam taraf yang sama. Apa yang terjadi saat kita sadar dan sembuh? Ya, kita merasa  konyol dan lebay! Jangan sampai kita mati konyol karena bunuh diri.Meski masalahmu berat, saat keluar kamu pasti akan merasa konyol. Karena saat kamu berhasil keluar, kamu terlahir kembali dalam kondisi lebih hebat dari sebelumnya.

Saya tidak menyalahkan perasaan itu. Memang, depresi telah sukses menenggelamkan alam sadar kita. Tapi, janganlah terlalu cepat memutuskan untuk bunuh diri. sekarang, menangislah sepuasnya, bencilah orang yang kamu benci, sebenci-bencinya. Bahkan, jika kamu benci Tuhan, kamu bisa membencinya. Tapi ini beda, kamu harus membenci sambil terus memohon pertolongannya.

Beruntunglah bagi kamu yang mempercayai adanya Tuhan. Saat kamu merasa tiada seorangpun yang peduli, Tuhan terasa selalu ada disampingmu, meski saat kamu membenciNya. Tak perlu frustasi jika do'amu tak kunjung di dengar, Ia hanya melakukan sebuah eksperimen pengujian terhadapmu. Bagian ini adalah hal spiritual yang sangat kompleks untuk saya jelaskan. Mungkin setiap orang akan memiliki pengalaman tersendiri ketika berinteraksi denganNya. Meski begitu, inilah bagian terpenting yang harus kamu lakukan pertama kali saat kamu depresi; mendekatlah kepada Tuhan.

Cepat atau lambat, hati akan muali beranjak tenang. Jika sudah begini (ataupun belum merasa tenang), coba untuk mendekat kepada orang yang pertama kali dekat dengamu, yaitu orang tuamu, dilanjutkan dengan keluarga dekatmu. Jika mereka tiada, berziarahlah ke makam beliau. Jika kau tak tahu mereka, bercurhatlah melalui lantunan doa dan suara hatimu. Opsi terakhir untuk bagian ini adalah tetap bersabar dan mengharapkan kehadiran mereka. Percaya atau tidak, mereka sedang merasakan kegundahan yang sedang kita rasakan. Mereka pasti peduli dengan kita, meski pikiran kita berkata bahwa mereka telah jahat sebelumnya. Mau tak mau tahapan ini harus terjadi untuk membawa diri ini keluar dari penjara deresi. Saya berani bilang, orang tua adalah jembatan pertolongan dari Tuhan.

Setelah komunikasi Tuhan dan Orang tua kepadamu membaik, kamu akan mulai merasakan ketenangan. Semua masalah mulai terlupa, meski semuanya masih harus membutuhkan pertanggungjawaban. Saat seperti ini mulailah berpikir out of the box. Apa yang harus dipikirkan?
Pikikanlah kesalahan paling akar yang membuatmu menjadi segila ini. Terkadang, akar masalah ini terlihat paradoks dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan masalah yang menimpa kita; tapi sebenarnya ada. Dan terkadang akar masalah ini menyebabkan masalah karena kemurkaan Tuhan. Jadi, jangan lupa pula untuk bertobat, meski kamu belum tahu jelas apa yang menyebabkan hidupmu sesial hari ini.

Sekedar berbagi, kesalahan yang saya lakukan adalah jarang pulang ke rumah. Padahal rumah saya hanya beda kota dari kost tempat saya sekarang. Aneh bin ajaib, setelah saya commit terhadap kesalahan saya tersebut dari hati yang terdalam, muncul beberapa keajaiban yang sulit untuk saya jelaskan. Tersadar akan kesalahan akar itu, saya segera beranjak pulang. Tak terduga, di depan kost ada teman-teman yang beranjak pergi untuk ngelab untuk skripsinya. Saat depresi, rasanya seperti tidak mungkin sekali bertemu dengan teman-teman, rasanya takut sekali. Tapi tiba-tiba dengan sekejap saat itu berubah. Tak terpikir apapun, saya secara spontan menyahut dan datang kepada mereka sambil tersenyum dan bersalaman. Sejak saat itu, rasanya mulai sedikit lega. Ternyata semuanya tidak seseram yang dibayangkan sebelumnya. Atau mungkin, Tuhan telah menghapus fatamorgana buruk yang bersarang liar di akal saya saat itu.

Sejak saat itu, masalah seperti mulai memudar. Rasa bersalah masih ada, tapi hati mulai terang dan muncul keinginan untuk meminta maaf kepada orang-orang di sekitar saya, yang mungkin dirugikan oleh masalah dan juga imbas depresi saya. Keraguan itu masih ada, tapi saya selalu berusaha melawan itu. Karena saya sudah sadar, masalah berat ini timbul karena saya tidak mau melawan ketakutan/keraguan yang masih kecil. Apabila sudah membesar, rasanya tak kuasa lagi untuk bertindak. Saya tidak ingin kembali lagi ke dunia gelap seperti beberapa saat yang lalu.

Secara ringkas, cara keluar depresi yang bisa anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Mendekat Tuhan, bertobat
2. Mendekat ke keluarga, terutama ortu. Bila perlu minta maaflah
3. Minta maaf ke teman/kerabat terdekat yang mungkin telah dirugikan karena kamu depresi.

Cukup 3 langkah itu, insyaAllah depresimu akan segera sembuh. :)

Komentar

Posting Komentar

Blog ini DOFOLLOW
- Silahkan komentar dengan sopan
- No promosi
Komentar yang tidak pantas akan dihapus

Postingan populer dari blog ini

Antara Cermin dan Kamera

Cukuplah Berusaha dengan Hati dan Cinta

Tidak Ada Pilihan Yang Salah, Tapi Semua Pilihan Memiliki Konsekuensi (Termasuk Dosa)