Hakikat Materi : Mata Yang Melihat Apa Yang Sebenarnya Tidak Bisa Dilihat
Pertama-tama, kita buka tulisan ini dengan sejarah "teori" atom. Ya, agaknya atom cuma sebatas teori. Cause no one actually can see it.
Sekitar 400 SM yang lalu, orang Yunani, bernama Democritus berpikir bahwa suatu benda bisa dipecah sampai ke ukuran terkecilnya. Dan zat yang berukuran paling kecil dan tidak dapat dipecah lagi tersebut memiliki bentuk sama persis dengan pecahan terkecil lainnya. Dia adalah orang pertama yang mencetuskan kata "atom". Butuh ratusan tahun sampai akhirnya manusia dapat benar-benar membuktikan teori Democritus tadi. Ratusan tahun itu tepatnya 2.400 tahun, terhitung sampai sekitar abad ini.
Tapi siapa yang menyangka, kalau sebenarnya ilustrasi atom yang biasa ditunjukkan di buku pelajaran sekolah sebenarnya bukanlah gambar atom yang diperbesar hingga milyaran kali. Penjelasan atom tersebut hanyalah sebatas ilustrasi.
Bisa dikatakan bahwa atom adalah bentuk magis/gaib yang dilekati "sifat". Ini karena atom tidak memiliki warna namun dapat bereaksi dalam berbagai variabel fisika dan kimia. Gravitasi, cahaya, suhu, tekanan, etc...
Saya bahka berani bilang kalau atom hanyalah "seperti ketiadaan" yang memiliki sifat. Atom itu "seakan-akan" tidak ada tapi ada. Yang membuatnya ada adalah sifatnya.
Maksud saya, sebuah atom mustahil untuk dilihat. Karena atom merupakan "hakikat" paling dekat dengan akar dari segala jenis materi. Tapi, jika triliunan atom sudah bersatu menjadi sbuah materi/benda. Kita barus bisa menangkap keberadaannya.
Kenapa saya bilang begini?
Karena pada dasarnya cahaya hanyalah gelombang. Jelas-jelas mustahil untuk melihat sebiji atom. Setiap jenis unsur atom memiliki sifat-sifat yang berbeda. Bentuk perbedaan ini salah satuya adalah sifatnya saat menerima gelombang cahaya. Unsur atom tak berwarna, seperti oksigen bisa tidak terlihat karena gelombang cahayanya diteruskan ke depan, sementara unsur lain ada yang bisa menyerap, meneruskan dan memantulkan sebagian gelombang cahaya. Cahaya yang dipantulkan tersebutlah yang akhirnya ditangkap oleh mata dan disampaikan ke otak.
Yakin nih bro?
Iya, dan ini sangat tidak mungkin untuk melihat sebiji atom, meski dengan perbesaran mikroskop terbaik sedunia.
Kenapa?
Karena untuk melihat sesuatu, kita butuh cahaya. Dan sebuah atom tidak akan bisa terlihat meski dengan perbesaran lensa super duper. Karena gelombang cahaya yang dipantulkan oleh atom tersebut tidak cukup untuk membuat atom bisa dilihat dan direpresentasikan wujudnya. Eh, emang atom gak ada wujudnya. Yang bikin kita wujud adalah sifat-sifat berbagai amacam atom yang gabung jadi satu.
Bentuk perbedaan sifat lainnya adalah sifatnya saaat berada suhu tertentu. Ada yang saling mendekat pada suhu sekian dan ada yang menjauh pada suhu sekian. Benda bisa dikatakan padat karena semua unsur atomnya berada sangat dekat dengan yang lainnya. Semakin bentuknya gas, jarak atom satu dan lainnya akan berjauhan. Contoh perbedaan sifat ini bisa dilihat pada perbandingan unsur besi dengan oksigen.
Kembali lagi bahas cahaya.
Spektrum warna dihasilkan dari berbagai macam gelombang cahaya yang berbeda-beda panjang gelombangnya:
Color Wavelength
Violet 380–450 nm
Blue 450–495 nm
Green 495–570 nm
Yellow 570–590 nm
Orange 590–620 nm
Red 620–750 nm
Di luar panjang gelombang itu, mata tidak dapat menangkapnya. Dalam artian: bukan putih, bukan hitam, bukan pula bening. Just nothing.
Lalu bagaimana dengan warna hitam dan putih?
Just info, panjang gelombang mendekati 380 nm atau mendekati 750 nm akan diinterpretasikan sebagai warna gelap/hitam. Sedangkan warna putih sebenarnya adalah gabungan dari beberapa gelombang warna yang berbeda. Jika tidak percaya, belilah kaca pembesar dan lihatlah layar ponsel anda yang berwarna putih. Di sana ada sebuah piksel yang terdiri atas warna merah, hijau dan biru.
Besi adalah salah satu contoh unsur yang menarik. Unsurnya sangat melekat satu-sama lain pada suhu ruang, dan memantulkan banyak gelombang. Ya itu benar. Besi murni yang sudah dileburkan jadi balok dan dipoles sehalus-halusnya akan memberikan warna megkilap. Mengkilap sebenarnya adalah hasil pemantulan gelombang cahaya oleh besi.
Pada intinya, saya cuma ingin bilang bahwa semua yang kita lihat di depan kita hanyalah sebuah ilusi. Tembok di depan kita sebenarnya adalah kumpulan 'beragam atom'. Dan tentu saja, secara hakiki atom jelas-jelas tidak memiliki warna. Namun, unsur dominan yang membentuk tembok rumah kita rupanya memiliki beberapa sifat yang membuatnya bagus dijadikan tembok: padat dalam suhu ruang dan memantulkan sebagian cahaya.
Bayangkan jika semua sifat atom dihapuskan, lalu kita melihat ke depan; mungkin kita kosong. Kehidupan menjadi ilusi, dunia serba hampa.
Jika semua unsur pembentuk tembok tiba-tiba diubah sifatnya; meneruskan gelombang cahaya; kita melihat tembok itu bening.
Kita mungkin melihat gelas, tapi sebenarnya yang kita sadari hanyalah sifat atom penyusunnya yang memantulkan warna.
Ingat poin terpentingnya: Atom hanyalah "ketiadaan" yang memiliki sifat. Atom itu tidak ada tapi ada. Yang membuatnya ada adalah sifatnya.
~That's why we can't see God right now. Because God doesn't consist of atoms.
Sekitar 400 SM yang lalu, orang Yunani, bernama Democritus berpikir bahwa suatu benda bisa dipecah sampai ke ukuran terkecilnya. Dan zat yang berukuran paling kecil dan tidak dapat dipecah lagi tersebut memiliki bentuk sama persis dengan pecahan terkecil lainnya. Dia adalah orang pertama yang mencetuskan kata "atom". Butuh ratusan tahun sampai akhirnya manusia dapat benar-benar membuktikan teori Democritus tadi. Ratusan tahun itu tepatnya 2.400 tahun, terhitung sampai sekitar abad ini.
Tapi siapa yang menyangka, kalau sebenarnya ilustrasi atom yang biasa ditunjukkan di buku pelajaran sekolah sebenarnya bukanlah gambar atom yang diperbesar hingga milyaran kali. Penjelasan atom tersebut hanyalah sebatas ilustrasi.
Bisa dikatakan bahwa atom adalah bentuk magis/gaib yang dilekati "sifat". Ini karena atom tidak memiliki warna namun dapat bereaksi dalam berbagai variabel fisika dan kimia. Gravitasi, cahaya, suhu, tekanan, etc...
Saya bahka berani bilang kalau atom hanyalah "seperti ketiadaan" yang memiliki sifat. Atom itu "seakan-akan" tidak ada tapi ada. Yang membuatnya ada adalah sifatnya.
Maksud saya, sebuah atom mustahil untuk dilihat. Karena atom merupakan "hakikat" paling dekat dengan akar dari segala jenis materi. Tapi, jika triliunan atom sudah bersatu menjadi sbuah materi/benda. Kita barus bisa menangkap keberadaannya.
Kenapa saya bilang begini?
Karena pada dasarnya cahaya hanyalah gelombang. Jelas-jelas mustahil untuk melihat sebiji atom. Setiap jenis unsur atom memiliki sifat-sifat yang berbeda. Bentuk perbedaan ini salah satuya adalah sifatnya saat menerima gelombang cahaya. Unsur atom tak berwarna, seperti oksigen bisa tidak terlihat karena gelombang cahayanya diteruskan ke depan, sementara unsur lain ada yang bisa menyerap, meneruskan dan memantulkan sebagian gelombang cahaya. Cahaya yang dipantulkan tersebutlah yang akhirnya ditangkap oleh mata dan disampaikan ke otak.
Yakin nih bro?
Iya, dan ini sangat tidak mungkin untuk melihat sebiji atom, meski dengan perbesaran mikroskop terbaik sedunia.
Kenapa?
Karena untuk melihat sesuatu, kita butuh cahaya. Dan sebuah atom tidak akan bisa terlihat meski dengan perbesaran lensa super duper. Karena gelombang cahaya yang dipantulkan oleh atom tersebut tidak cukup untuk membuat atom bisa dilihat dan direpresentasikan wujudnya. Eh, emang atom gak ada wujudnya. Yang bikin kita wujud adalah sifat-sifat berbagai amacam atom yang gabung jadi satu.
Bentuk perbedaan sifat lainnya adalah sifatnya saaat berada suhu tertentu. Ada yang saling mendekat pada suhu sekian dan ada yang menjauh pada suhu sekian. Benda bisa dikatakan padat karena semua unsur atomnya berada sangat dekat dengan yang lainnya. Semakin bentuknya gas, jarak atom satu dan lainnya akan berjauhan. Contoh perbedaan sifat ini bisa dilihat pada perbandingan unsur besi dengan oksigen.
Kembali lagi bahas cahaya.
Spektrum warna dihasilkan dari berbagai macam gelombang cahaya yang berbeda-beda panjang gelombangnya:
Color Wavelength
Violet 380–450 nm
Blue 450–495 nm
Green 495–570 nm
Yellow 570–590 nm
Orange 590–620 nm
Red 620–750 nm
Di luar panjang gelombang itu, mata tidak dapat menangkapnya. Dalam artian: bukan putih, bukan hitam, bukan pula bening. Just nothing.
Lalu bagaimana dengan warna hitam dan putih?
Just info, panjang gelombang mendekati 380 nm atau mendekati 750 nm akan diinterpretasikan sebagai warna gelap/hitam. Sedangkan warna putih sebenarnya adalah gabungan dari beberapa gelombang warna yang berbeda. Jika tidak percaya, belilah kaca pembesar dan lihatlah layar ponsel anda yang berwarna putih. Di sana ada sebuah piksel yang terdiri atas warna merah, hijau dan biru.
Besi adalah salah satu contoh unsur yang menarik. Unsurnya sangat melekat satu-sama lain pada suhu ruang, dan memantulkan banyak gelombang. Ya itu benar. Besi murni yang sudah dileburkan jadi balok dan dipoles sehalus-halusnya akan memberikan warna megkilap. Mengkilap sebenarnya adalah hasil pemantulan gelombang cahaya oleh besi.
Pada intinya, saya cuma ingin bilang bahwa semua yang kita lihat di depan kita hanyalah sebuah ilusi. Tembok di depan kita sebenarnya adalah kumpulan 'beragam atom'. Dan tentu saja, secara hakiki atom jelas-jelas tidak memiliki warna. Namun, unsur dominan yang membentuk tembok rumah kita rupanya memiliki beberapa sifat yang membuatnya bagus dijadikan tembok: padat dalam suhu ruang dan memantulkan sebagian cahaya.
Bayangkan jika semua sifat atom dihapuskan, lalu kita melihat ke depan; mungkin kita kosong. Kehidupan menjadi ilusi, dunia serba hampa.
Jika semua unsur pembentuk tembok tiba-tiba diubah sifatnya; meneruskan gelombang cahaya; kita melihat tembok itu bening.
Kita mungkin melihat gelas, tapi sebenarnya yang kita sadari hanyalah sifat atom penyusunnya yang memantulkan warna.
Ingat poin terpentingnya: Atom hanyalah "ketiadaan" yang memiliki sifat. Atom itu tidak ada tapi ada. Yang membuatnya ada adalah sifatnya.
~That's why we can't see God right now. Because God doesn't consist of atoms.
Komentar
Posting Komentar
Blog ini DOFOLLOW
- Silahkan komentar dengan sopan
- No promosi
Komentar yang tidak pantas akan dihapus