Harga Penderitaan Yang Harus Dibayar Untuk Membeli Kebahagiaan
Saat menderita, manusia ateis bertanya, mengapa ia lahir di dunia? Dan manusia berTuhan menghakimi anggapan ketidakadilan Tuhannya. Kedua manusia ini semakin tumbuh bersama jalannya waktu. Akhirnya, sadar pula bahwa inilah kenyataan hidup yang harus dijalani. Mati bukanlah solusi, lagipula mati juga menyakitkan. Kehidupan terdiri dari sekian banyak kegiatan manusia. Semuanya menimbulkan gejolak ketidakseimbangan. Hukum alam tetap teguh dengan tugasnya, mengatur alur nasib tiap makhluk agar tetap seimbang. Percaya atau tidak, saat seseorang berbuat buruk, keburukan dalam bentuk lain akan datang kepadanya di lain hari. Begitu pula soal kebaikan. Ketidakseimbangan ini seperti timba yang berisi penuh dengan air. Seseorang mengaduknya terlalu cepat, sehingga percikan air keluar dari tempat yang seharusnya. Begitulah analogi yang menjelaskan pentingnya surga dan neraka. Keduanya berguna untuk memenuhi ketidakseimbangan. Jika kesalahan belum bisa dibalaskan di dunia, tunggu saja di du...